Kejujuran yang Mahal Harganya

Entah apa yang ada dalam pikiran para pemimpin kita. Khususnya di instansi yang saya naungi. Kenapa susah sekali kita mendapat kejujuran. Semua pekerjaan yang ada, baik proyek maupun tugas sehari-hari, tentu ada anggaranya. Kemanakah anggaran itu?
Dari atas anggaran turun seperti hujan, sampai ke bawah....kami sebagai bawahan hanya mendapatkan tetesan-tetesan saja. Katanya ditukar apresiasi....Apresiasi apa? toh tak ada reward juga. Pekerjaan yang sebenarnya mudah, menjadi semakin sulit karena ketiadaan operasional tersebut.
Tolonglah.....hargai juga kami..., pekerjaan selesai dengan baik pun,, atasan juga yang mendapatkan nama baik. Kami ini apalah, bawahan seperti kucing kurap yang di tendang kesana kemari.

Pengukuran Tanah

Pengukuran tanah dapat diartikan sebagai kegiatan penentuan posisi relatif, pada suatu tempat di muka bumi, yang meliputi jarak, arah, sudut secara vertikal maupun horisontal dan bergeoreference. Dalam hal ini ilmu kebumian sangat berperan besar dan menjadikanya seorang surveyor. Induk dari ilmu pengukuran adalah ilmu geografi. Ilmu geografi di generalisasikan lagi menjadi geodesi, geologi, dsb. Secara logika, memang ilmu geodesi lebih menekankan pada teknik pengukuran, tetapi perlu juga analisis hasil pengukuran dan pemetaan tersebut dengan penerapan ilmu geografi.
Tujuan pengukuran antara lain : menghasilkan ukuran-ukuran dan kontur permukaan tanah, misalnya untuk persiapan gambar-rencana (plan) atau peta, menarik garis batas tanah, mengukur luasan dan volume tanah, dan memilih tempat yang cocok untuk suatu proyek. Baik gambar-rencana maupun peta merupakan representasi grafis dari bidang horisontal. Yang pertama berskala besar sedangkan yang terakhir berskala kecil, (Syaifullah A, 2007, Ukur Tanah).
Pada dasarnya Geografi dan Geodesi disiplin ilmunya adalah sama. Bisa dibilang ibu dan anak. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat, hendaknya kita terus belajar dan berkarya. Jangan menyerah Surveyor. Tetap Semangat.